CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Saturday, October 28, 2017

A friend in need is a friend indeed

Teman. Jujur saja, apa yang kau harapkan dari seorang teman? Orang-orang yang kebetulan dapat kau sapa? Tempat untuk berbagi? Berbagi apa? Kebahagiaankah? Kesulitan yang kau alamikah? 
Sampai berapa lama harus saling mengenal hingga kalian bisa disebut berteman? Mereka yang baru 1-2 tahun bersama ataukah harus menunggu berbelas tahun dulu baru bisa disebut teman?
Jika teman hadir untuk saling berbagi, bukankah itu berarti dalam tiap keadaan kalian dapat bercerita? Membagi apapun yang dirasa? Mendapat seseorang untuk sekadar mendengar curhat kita?
Memang manusia tidak tercipta untuk selalu merasa bahagia. Bahagia dan nestapa itu ibarat sebuah roda. Ya, aku tahu itu.
Teman ada untuk mendengarkan semua keluh kesah. Kadang menjadi solusi disaat kita merasa susah. Tapi, wajarkah bila ia hanya datang ketika sulit saja?
Jahat sekali bila pandangan seperti itu ditujukan untuk seseorang yang kau sebut teman. Aku tahu ini salah. Aku menulis yang tak seharusnya. 
Aku tahu ini gila. Tapi bagaimanapun, kau terlanjur membaca tulisan ini.
Pantaskah aku menerimanya? Apa salahku? Apa aku terlalu membosankan untuk jadi teman disela canda tawanya? Apakah aku hanya sebuah tempat dimana ia bisa mencariku ketika ia butuh apa yang tak bisa diberikan teman-temannya?

Aku bisa gila karena terus-terusan menganggap ini salah. Pikiranku kacau. Aku terus meyakinkan diri bahwa anggapanku semuanya salah. Tapi lama-lama ini membuatku gila. Aku tak bisa bercerita karena mungkin saja aku salah sangka. Wajarkah ini? Benarkah aku hanya jadi pelarian yang dicari ketika tak ada tempat lain yang bisa didatangi? 


Sekarang terserah padamu, kau akan membuat prasangkaku jadi nyata atau malah menumpah ruahkan segala pikiran burukku.